Laman

Rabu, 02 Maret 2011

Konsep Kerja Transmisi

Seperti telah di kemukakan di atas, transmisi pada kendaraan terdiri dari berbagai bentuk roda gigi, ada yang sistem tetap, ada yang di geser. Berikut ini akan di coba di jelaskan konsep masing-masing.

a). Transmisi dengan roda gigi geser : Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling dipasang mati. sedangkan roda gigi yang dipasang pada poros output dipasang geser/sliding. Roda gigi yang digunakan untuk model ini tentunya jenis Spur.
Perhatikan pada gambar berikut :

Posisi Netral, setiap transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros input tidak dipindahkan keporos output. Posisi ini digunakan pada saat berhenti atau yang lainnya dimana tidak memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi pada poros output (C & D) digeser agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros input (A & B).
Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakkan kendaraan pertama kali. Kondisi ini memerlukan momen yang besar gerakan pelan, maka roda gigi pemutar (Driver) harus yang lebih kecil (A) memutar roda yang lebih besar (D). Sehingga roda gigi pada poros output yang dihubungkan dengan roda gigi yang sebelah kiri, dementara yang sebelah kanan tidak berhubungan.
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :


  
Posisi gigi 2, pada posisi ini tentunya kendaraan sudah bergerak sehingga momennya tidak begitu besar dibandingkan dengan saat posisi gigi 1. Komposisi roda gigi pada posisi gigi ke 2 ini roda gigi D digeser sampai tidak berhubungan dengan roda gigi A, dan roda gigi C digeser kekiri agar berhubungan dengan roda gigi B. Dengan demikian, putaran poros input dipindahkan melalui roda gigi B & C ke poros output.


b). Transmisi dengan roda gigi tetap : sistem pemindahan kecapatan pada sistem ini tidak memindah roda gigi, namun dengan menambah satu perlengkapan kopling geser. Hubungan roda gigi C & D terhadap poros output bebas bukan sliding seperti pada model sebelumnya. Sedangkan yang terhubung sliding dengan poros output adalah kopling gesernya.
Ilustrasi model ini dapat dilihat pada gambar 7 berikut :


 
Pada model transmisi roda tetap ini memungkinkan dipergunakan bentuk roda gigi selain model Spur. Sehingga memungkinkan penggunaan roda gigi yang lebih kuat. Kopling geser dapat di geser kanan dan kiri. Bila kopling ada di tengah maka berarti transmisi pada psisi netral. Pada posisi ini meskipun roda gigi C & D terus berputar bersama roda gigi A & B, namun tidak ada pemindahan putaran poros ke output. Hal ini karena baik roda gigi C maupun roda D terpasang bebas terhadapm poros output.
Posisi gigi 1, kopling geser digeser kekiri hingga berhubungan dengan roda gigi D. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar roda gigi D dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan ahirnya poros output terbawa putaran melalui kolping geser.
Posisi gigi 2, kolping digeser ke kanan hingga berhubungan dengan roda gigi C. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi B memutar roda gigi C dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan ahirnya porosm output terbawa putaran melalui kopling geser.

c). Transmisi Synchromesh : Terdapat kerugian yang perlu diatasi pada penggunaan sistem  roda gigi geser seperti yang telah di uraikan di atas, yaitu : a) Suara transmisi kasar saat memindah kecepatan.
                                                                b) Pemindahan gigi sangat sulit,apalagi pada kecepatan tinggi.
Hal ini juga dialami pada sistem pengembangan yang menggunakan sistem Constanmesh. Meskipun pada sistem Constanmesh sudah tidak menggunakan penggeseran roda gigi, namun sistem penyambungnya masih mengalami permasalahan. Penyambungan yang digunakan pada sistem Constanmesh mirip pada sistem sliding gear saat memasukkan kecepatan tinggi yaitu antara roda gigi C dengan roda gigi D. Dengan kata lain, kendaraan yang transmisinya menggunakan sistem sliding gear atau Constanmesh akan terhambat khususnya pada proses akselerasi kendaraan. Karena setiap pemindahan kecepatan harus menunggu putaran turun terlebih dulu. Permasalahan proses pemindahan gigi tersebut,karena perbedaan putaran kedua gigi yang akan disambungkan.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misalkan : gambar 7 jumlah gigi dari roda gigi A = 20; B 30; C = 20; dan D = 30
Pada saat kendaraan belum berjalan, berarti putaran poros output dan kopling geser n2 = rpm. Sementara bila putaran input adaalah n1 = 100 rpm, maka putaran roda gigi D n3 dapat dihitung sebagai berikut :
n3 = (A x n1)/D = (20 x 1000)/30 = 666 rpm. Pada putaran yang demikian tinggi yaitu 666 rpm, sementara kopling geser tidak berputar tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu pengemudi biasanya memutus hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal kopling. Meskipun demikian untuk putaran sebesar 666 rpm, disamping tidak/sulit dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar biasa. kejutan ini dapat merusak komponen transmisi. Oleh karena itu, kemudian di temukan sistem Synchromesh. Sistem ini secara sederhana dapat dilihat pada gambar 8. Roda gigi transmisi dalam kondisi tetap, untuk memindahkan posisi kecepatan dipergunakan perlengkapan synchromesh, dimana dengan bentuk konisnya akan menyamakan putaran, baru kemudian roda gigi Sleeve di sambungkan. Kemampuan penyesuaian putaran antara dua roda gigi yang akan disambungkan ini yang tidak dimiliki oleh kedua sistem sebelumnya.



 Sistem synchromesh ini yang kemudian dipergunakan pada transmisi manual sampai saat ini.
Cara kerjanya saat handle transmisi pada posisi netral, maka synchromesh berada di tengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi yang ada disampingnya. Pada saat Synchromesh digerakkan kekiri kearah roda gigi (1), maka synchro hub (4) akan terdorong kekiri dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (1) dengan synchro hub (4) sama, kemudia sleeve (3) bergeser kekiri lebih lanjut hingga tersambung dengan roda gigi kecil (dog teeth) (2). Posisi ini berarti proses penyambungan sudah selesai. Dengan cara demikian proses penyambungan roda gigi transmisi tidak perlu menunggu putaran mesin turun.
Proses tersebut sama saat akan menghubungkan dengan roda gigi yang sebelah kanan (8), maka synchro hub (4) akan terdorong kekanan dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (8) dengan synchro hub (4) sam, kemudian sleeve (3) bergeser kekanan lebih lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) roda gigi (8).

d). Komponen-komponen utama sistem transmisi dan fungsinya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar